Selasa, 10 Agustus 2010

Tips Bercinta di Bulan Suci: Berhubungan Intim di Bulan Puasa? Kenapa Mesti Takut?



Bolehkah melakukan hubungan suami/istri di bulan puasa? Dan apabila boleh bagaimana agar puasa kita tidak batal dan sia-sia?

Kedua pertanyaan di atas mungkin selalu memenuhi pikiran sahabat tohitem semua. Kali ini tohitem akan berbagi nukilan yang membahas masalah boleh tidaknya berhubungan intim bagi pasangan suami istri di bulan puasa.
Yang sering terjadi, banyak istri yang yang menolak diajak berhubungan intim oleh suaminya selama Ramadan. Dengan alasan Ramadan berarti puasa seks, puasa nggak "begituan". Memang, terkadang berhubungan intim selama bulan puasa jadi beban bagi kita dan pasangan. Tak jarang, salah satu pihak, biasanya dari pihak istri, menolak diajak bercinta. Alasannya macam-macam. Dari kelelahan menyiapkan hidangan berbuka dan sahur, tidak mau menodai kesucian bulan puasa, sampai sudah meniatkan diri untuk total beribadah sebulan penuh.
Setahu tohitem tak ada satu hukum pun yang melarang hal itu. Tapi, tentu saja harus mengikuti aturan atau hukum yang berlaku. Antara lain, jangan melakukan hubungan suami istri di siang hari di bulan puasa.

Allah swt telah berfirman, Al-Quran Surat al-Baqarah ayat 187, menyatakan:
"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa".
Ayat ini dengan jelas membolehkan hubungan seks di malam hari pada bulan puasa. Ini berarti hanya di siang hari Ramadan, hubungan seks tidak dibenarkan. Karena itu, jangan dijadikan beban. Bukankah hukum agama membolehkan? Jadi nikmati saja..

Lakukan Dengan Senang hati. Melakukan hubungan seks di bulan Ramadan, sebetulnya tidak apa-apa dan halal, yang haram adalah melakukannya di siang hari. Sahabat tidak perlu merasa bersalah. Justru itu berpahala. Bagi istri,melayani suami itu sama saja dengan ibadah. Karena itu lakukan dengan senang hati dan ikhlas. Dengan demikian,kita bisa menikmatinya. Apalagi, itu merupakan kewajiban seorang isteri. Jadi sepanjang permintaan suami masih wajar, lakukan saja. Toh kita berdua yang akan merasakan nikmatnya. Jadi mengapa tidak? 
Yang penting, pikiran sahabat dan pasangan harus selaras. Jangan sampai ada perasaan ingin merasa menang dan memaksakan. Misalnya, suami yang menginginkan hubungan intim memaksakan kehendaknya pada istri yang sebenarnya tidak mau.

Kapan Waktu Ideal Melakukan Hubungan Intim dengan Pasangan?

Nah, ini yang perlu diperhatikan. Kita harus cerdik menyiasati waktu yang terasa cuma sebentar. Mari sahabat tohitem cermati betapa sempitnya waktu untuk kita berbuka sekitar pukul 18.00, dilanjutkan dengan salat Maghrib dan makan besar. Setelah itu, salat Tarawih di masjid. Pukul sembilan malam, biasanya sholat Tarawih sudah usai.
Pukul 21.00 sampai pukul 23.00 adalah waktu ideal bagi kita untuk bercinta atau ML (making love). Mengapa? Sebab setelah itu kita, terutama istri, harus tidur. Pukul 02.00 atau 03.00 dinihari, kita sudah harus bangun menyiapkan makan sahur. Apakah perlu teknik khusus? Teknik dan gaya bercinta apa pun, radikal sekalipun, dapat sahabat lakukan dengan leluasa tanpa larangan (tentunya sesuai syariat..). Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah lama aktivitas seks dilakukan. Jangan nambah terus, nanti capai... hehe

Lakukan Seks kilat. Berpuasa, mau tak mau, membuat kondisi fisik kita melemah. Apalagi jika sahabat berdua adalah pasangan yang sama-sama sibuk bekerja. Oleh karena itu, waktu yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kalau sahabat biasa melakukan hubungan seks selama 2 atau 3 jam, selama bulan puasa lakukanlah lebih singkat. Cukup satu jam atau setengah jam saja, yang penting berkualitas. Seks kilat lebih tepat dilakukan pada bulan puasa seperti sekarang.

Tidak ada alasan untuk tidak berhubungan intim selama bulan puasa

Salah satu hal yang membuat kita malas bersetubuh pada bulan Ramadan adalah kewajiban mensucikan diri (janabah) selepas aktivitas seks itu. Sahabat mungkin berpikiran harus mandi keramas, sebelum waktu imsyak tiba. Dan itu membuat kita berpikir tujuh kali untuk berintim ria. Padahal, pendapat mayoritas ulama menyatakan, bagi yang berhubungan seks di malam hari, tidak harus mandi sebelum terbitnya fajar. Sebagaimana Hadist berikut:

937&938. Abu Bakar bin Abdur Rahman berkata, "Saya dan ayah ketika menemui Aisyah dan Ummu Salamah. 
(Dalam satu riwayat: dari Abu Bakar bin Abdur Rahman, bahwa al-Harits bin Hisyam bahwa ayahnya Abdur Rahman memberitahukan kepada Marwan) Aisyah dan Ummu Salamah memberitahukan bahwa Rasulullah pernah memasuki waktu fajar sedang beliau dalam keadaan junub setelah melakukan hubungan biologis (2/234) dengan istrinya, bukan karena mimpi. Kemudian beliau mandi dan berpuasa." Marwan berkata kepada Abdur Rahman bin Harits, "Aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa engkau harus mengkonfirmasikannya kepada Abu Hurairah." Marwan pada waktu itu sedang berada di Madinah. Abu Bakar berkata, "Abdur Rahman tidak menyukai hal itu. Kemudian kami ditakdirkan bertemu di Dzul Hulaifah, dan Abu Hurairah mempunyai tanah di sana. Lalu Abdur Rahman berkata kepada Abu Hurairah, 'Saya akan menyampaikan kepadamu suatu hal, yang seandainya Marwan tidak bersumpah kepadaku mengenai hal ini, niscaya saya tidak akan mengemukakannya kepadamu.' Lalu, Abdur Rahman menyebutkan perkataan Aisyah dan Ummu Salamah. Kemudian Abu Hurairah berkata, 'Demikian pula yang diinformasikan al-Fadhl bin Abbas kepadaku, sedangkan mereka (istri-istri Rasulullah) lebih mengetahui tentang hal ini.'" 

Hammam dan Ibnu Abdillah bin Umar berkata dari Abu Hurairah, "Nabi menyuruh berbuka." Akan tetapi, riwayat yang pertama itu lebih akurat sanadnya. (Sumber: Ringkasan Hadist Sahih Bukhari). Untuk Download Gratis Al-Quran Terjemahan, Kumpulan Hadist Sahih dan Artikel lainnya, DI SINI....!

Kita hanya diwajibkan mandi besar sebelum terbitnya matahari, paling tidak dalam batas waktu yang memungkinkan kita salat subuh dalam keadaan suci. Kita bisa saja mandi pukul 05.00. Karena itu kita tidak diharuskan bersuci diri sekitar pukul 03.30. Yang terpenting adalah tidak melewati sampai matahari terbit dan kita bisa melakukan ibadah puasa yang semoga menjadi pahala dan amal baik.

Jadi, alasan apalagi untuk malas melakukan hubungan intim di bulan puasa? Semoga dengan segala keterbatasan tohitem dalam mengulas topik masalah boleh tidaknya berhubungan intim bagi pasangan suami istri di bulan puasa ini bisa bermanfaat untuk kita semua, dan kritikan dari sahabat tohitem akan sangat berarti untuk kita semua. Amin
(di kutip dari berbagai sumber di Google)

3 komentar:

JM mengatakan...

Bagaimana kalau pas siang hari tiba 2 pengen ML neh apa boleh guakkkk...butuh neh ada dalilnya gak pak us-us

Teguh PR Atmadja mengatakan...

boleh2 aja,,, toh resiko kamu yang nanggung..kan? itu kata dukun saya.. terserah, kan katanya ada surga dan neraka... kamu pilih sendiri aja.. okey..

Obat Seks mengatakan...

semua orang punya hasrat yang menggebu gebu tentang seks,namun tergantung kita dalam memanage semua itu, thanks