Senin, 12 Maret 2012

Sebaiknya Anda Tahu: Mengenal Dasar Fotografi

Sahabat tohitem, sudah cukup lama ternyata tidak updated blog ini, pada kesempatan ini tohitem ingin sedikit berbagi pengetahuan, sebuah hoby yang saat ini cukup banyak peminatnya adalah hoby motret. Bagi yang suka jeprat jepret dan narsis mungkin info ini bisa menambah wawasan kita, sehingga foto yang kita hasilkan cukup enak dilihat.

Fotografi, yang berasal dari kata photography, terdiri dari foto yang berarti cahaya  dan graphia yang berarti menulis atau menggambar.Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dasar dasar fotografiadalah suatu teknik menulis ataupun menggambar sebuah objek dengan menggunakan cahaya. Oleh sebab itu, cahaya sangat berperan penting dan merupakan sumber utama dalam menghasilkan sebuah gambar.
Bagi sahabat yang akrab dengan teknologi, dan khususnya mereka yang merupakan pecinta fotografi dan digital imaging, pastilah mengenal program-program maupun software yang dapat memanipulasi gambar. Maksudnya, gambar yang kurang bagus dapat terlihat luar biasa keren dengan bantuan program sejenis.Sehingga, beberapa orang berpikiran sederhana bahwa untuk menghasilkan sebuah gambar yang sempurna, tidak perlu bersusah payah untuk berlatih apalagi harus mengenal dasar dasar fotografi.

Tentu saja pemikiran yang demikian sudah pasti salah besar. Ingat, sesuatu yang diterima begitu saja dengan instan, tanpa perlu mempelajari dasar-dasarnya, pasti akan mudah dan cepat terlupakan.
Lagipula, apakah Sahabat tohitem akan merasa puas apabila mendapatkan gambarbagus bukan murni dari kemampuan sahabat melainkan oleh bantuan peralatan-peralatan canggih tersebut? Tentu tidak, bukan?
Oleh karena itu, berikut informasi tentang dasar dasar fotografi untuk memperdalam pengetahuan sahabat, sahabat tohitem yang tertarik atau mungkin baru akan memulai berfotografi ria dengan menggunakan kamera DSLR. Berikut ini beberapa dasar penting dalam fotografi, yang tohitem sadur dari http://www.anneahira.com:

1. Aperture (Diafragma)
Aperture atau diafragma merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan bukaan lensa. Fungsi aperture adalah sebagai katup yang membatasi jumlah sinar yang masuk ke lensa menuju sensor.
Jika diibaratkan sebagai sebuah jendela, diafragma adalah tirainya, yang bisa dibuka dan ditutup untuk menyesuaikan intensitas pencahayaan yang masuk. Pada kamera, aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut: f/1.2; f/1.4; f/1.8; f/2.0; f/2.8; f/3.5; f/4.0 dst.
Harus diingat, semakin kecil angka satuannya maka semakin besar bukaan lensa. Misalnya, antara f/1.4 dan f/4.0, f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0. 2.

2. Shutter Speed (Kecepatan Rana)
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan membuka dan menutupnya jendela kamera, sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan dari shutter speed adalah detik, yaitu 1/1, ½, ¼, 1/8, hingga 1/2000.
1/1 menunjukkan kecepatannya 1/1 detik, sedangkan 1/2000 menunjukkan kecepatannya 1/2000 detik. Jadi, hubungan antara angka satuan dengan shutter speed adalah berbanding lurus. Semakin besar angka satuannya, berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, sehingga semakin sedikit pula cahaya yang masuk.
Sebaliknya, semakin kecil angka satuannya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, sehingga semakin banyak pula cahaya yang masuk.Perlu Anda ketahui, shutter speed sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat kita akan melakukan pemotretan.
Ketika cahaya terang pada siang hari, shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, misalnya 1/250 detik. Agar cahaya yang masuk sedikit dan cahaya tidak menjadi buram atau blur.
Sedangkan ketika malam hari yang pencahayanya sangat sedikit,shutter speed juga harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/4 detik.

3. Exposure (Pencahayaan)
Hal terpenting yang diperhatikan ketika melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya filmyang ada di dalam kamera. Artinya, saat menjepret sebuah objek yang dijadikan target, cahaya yang diterima oleh objek tersebut harus cukup intensitasnya, sehingga mampu terekam di dalam film. 
Exposure (proses pencahayaan) berkaitan erat dengan beberapakomponen, yaitu besarnya aperture, shutter speed dan kepekaan film (ISO).
Ketiga hal tersebut sangat menentukan keberhasilan seorang fotografer untuk memperoleh gambar yang mendapat pencahayaan secara normal. Sebab, apabila kurang memperhatikan hal itu, gambar yang akan sahabat ciptakan akan cenderung kepada dua hasil, yakni foto terlalu gelap karena kurang cahaya (under exposured) atau foto terlalu terang karena kelebihan cahaya (over exposured).

4. Kepekaan Film (ISO)
Kepekaan film (ISO) berkaitan dengan tingkat kepekaan sensor terhadap pencahayaan yang diterima. Semakin rendah ISO, semakin film kurang peka terhadap cahaya dan menyebabkan semakin banyak  cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut.
Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi ISO, semakin film peka terhadap cahaya dan menyebabkan semakin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut.
ISO rendah yang tidak peka cahaya, sangat cocok digunakan pada tempat yang pencahayaannya sangat tinggi, sedang ISO tinggi yang peka cahaya, cocok digunakan pada tempat yang bercahaya rendah sehingga gambar yang diperolah menjadi jelas.

Nah, bingung kan? Latihan dan latihan adalah cara paling efektif untuk belajar fotografi. Minimal dengan sedikit infromasi di atas sahabat memiliki pengetahuan dasar fotografi. Selamat belajar....!! (sumber http://www.anneahira.com).

Tidak ada komentar: