Sabtu, 09 Oktober 2010

Menyikapi dan Mengambil Makna Positif dari Pressure atau Tekanan Dalam Pekerjaan

Setiap bidang kerja apapun, kita tidak akan lepas dari yang namanya sebuah tekanan atau pressure. Biasanya  tekanan dalam pekerjaan ini disebabkan oleh tuntuan kerja yang tinggi, deadline dan target yang harus dicapai. seperti yang sering dihadapi oleh para marketing atau salesman. Istilah kerja Under Pressure atau tekanan akan sangat dirasakan karena berkaitan dengan service atau pelayanan kepada rekanan agar target tercapai seusai harapan.
Namun,  sebenarnya adanya presssure ini membawa dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan serta bagi karyawan itu sendiri. Tetapi juga tidak bisa dipungkiri bahwa pressure yang berlebihan juga membawa akibat yang kurang baik bagi karyawan yang pada akhirnya menggangu produktifitas perusahaan.  Berkaitan dengan hal tersebut, tohitem akan mencoba berbagi sebuah tips dan cara menyikapi dan mengambil makna positif dari pressure dalam pekerjaan kita.

Pressure atau Tekanan adalah Pedoman dan Motivasi Pencapaian Target


Adanya target dalam dunia kerja adalah hal umum, di mana dalam pekerjaan kita di berikan batas waktu untuk menyelesaikan atau mencapai penjualan yang telah ditentukan. Di sini muncullah yang namanya pressure atau tekanan itu. Sebenarnya, hal itu merupakan sebuah pedoman bagi seorang marketing agar lebih mudah mencapai target yang ditentukan. Misalnya, kecepatan dalam menyelesaikan masalah, kerapian dalam administrasi, pintar mengatur waktu, meminimalisir komplain dll. Biasanya, pimpinan akan terus-menerus mengontrol, mengingatkan dan menanyakan sejauh mana pekerjaan telah diselesaikan. Sebagian besar karyawan akan menganggap hal ini sebagai pressure, karena merasa kerja dikejar waktu, bos terlalu cerewet, bos tidak percaya kerja kita dll. Anggapan ini harusnya tidak terjadi, jika si karyawan memahami bahwa adanya teguran dari pimpinan adalah pedoman dan motivasi untuk keberhasilan pekerjaan. 

Kecenderungan jika seorang bos kurang memberikan perhatian pada pekerjaan kita, seperti menanyakan keberadaan, perkembangan prospek dll, akan membuat si karyawan cenderung santai dan bekerja tanpa arah yang jelas. Jadi,  sebenarnya istilah kerja under pressure atau kerja di bawah tekanan adalah sesuatu yang biasa dan wajib dilakukan agar pencapaian target pekerjaan menjadi lebih mudah terlaksana.  Anggap saja hal tersebut sebagai motivasi untuk diri kita agar bekerja dengan hasil lebih baik, yang pada akhirnya kita juga yang diuntungkan. Perusahaan untung, biasanya kita juga akan merasakan bonus dan insetif yang besar.

Menyiasati Kerja Under Pressure

Memahami job discriptions pekerjaan kita adalah hal pertama yang akan membuat kerja kita menjadi nyaman. Kita harus mengetahui apa saja yang menjadi tugas dan kewajiban kita, serta parameter keberhasilan pekerjaan (KPI, Key Performance Indicator). Selanjutnya buatlah rencana apa yang akan kita lakukan dalam kaitan mencapai target perusahaan.  Sertakan pula batas waktu untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan agar kita lebih fokus akan pekerjaan kita. Pintarlah mengatur waktu, karena di sinilah sebenarnya istilah under pressure muncul. Under pressure hanya berlaku bagi kita yang menyia-nyiakan waktu. 

Kalo kita pintar, justru pekerjaan akan sangat menyenangkan. Misalnya, yang sering terjadi, kita menunda waktu bertemu dengan prospek/rekanan hanya karena lagi asyik ngobrol dan minum kopi di warung. Berapa lama waktu kita terbuang untuk hal yang kurang berkaitan dengan pekerjaan kita? Mengapa tidak di balik saja, bertemu prospek dulu, baru ngopi dan ngobrol dengan rekan seprofesi?  Atur waktu kapan kita bekerja, kapan waktunya bersenang-senang. Sehingga kita tidak perlu bekerja sampai larut malam hanya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang sebenarnya bisa kita selesaikan di pagi hari?

Bekerja Keras memang sebuah hal yang baik, tetapi alangkah baiknya jika kita mampu menjalankan Bekerja Cerdas. Kerja Cerdas adalah bekerja dengan waktu, memanfaatkan waktu yang ada untuk pekerjaan kita bukan mencari alasan waktu yang cuma sebentar dan singkat. Para bos, sudah sangat pengalaman dalam hal menilai sebuah alasan, kenapa pekerjaan kita tidak selesai.  Jadi,  alasan yang kita buat sebenarnya secara tidak langsung mengatakan bahwa kita seorang pecundang yang berrlindung dibalik ketidakmampuan kita. Sekali lagi, hati-hati dengan alasan kita.

So, mudah-mudahan bermanfaat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

makasih ni artikel bikin greget lagi ok yah terus berkarya :-)

by lugas tri w